Laman

Kamis, 31 Januari 2013

Menghilangkan Rasa Takut Hantu

Penampakan


Penampakan ada tiga macam, yaitu penampakan video atau visual, bau-bauan atau aroma dan penampakan audio atau suara. Bisa juga gabungan ketiganya dengan aroma tertentu, sebagai bentuk perkenalan eksistensi makhluk astral atau ghaib di sekitar kita.
 
Yang menjadi masalah buat kita, kita tidak semuanya bisa melihat makhluk ghaib, hanya bisa merasakan eksistensinya dengan berdirinya bulu kuduk atau merinding. Apalagi sampai bisa masuk ke dunianya makhluk ghaib, tampaknya mustahil! Sedangkan makhluk ghaib bisa melihat kita. Namun kita harus merasa bersyukur dengan keadaan kita yang seperti ini, karena kita bisa fokus menjalani kehidupan kita. Tanpa harus merasa terkendala ataupun terganggu akan terjadinya penampakan tersebut. Lurus dan bengkoknya jalan kehidupan kita menjadi pilihan yang harus kita pertanggungjawabkan.
 
Allah adalah Dzat Yang Maha Ghaib menciptakan segala sesuatu tidak dengan sia-sia. Bahkan tidak malu memberikan perumpamaan yang menghinakan. Dan manusia adalah makhluk yang paling dimuliakanNya.
 
Seiring dengan kemajuan jaman, penampakan juga bisa menjadi prolog penerimaan wahyu kenabian atau hamba yang dicintai Allah:
  • Nabi Musa A.S. minta wujud Allah seperti apa, maka diperintahkan nabi Musa A.S. melihat ke arah bukit Thur, begitu melihat cahaya di bukit Thur. Timbullah rasa takut bercampur bahagia.
  • Nabi Isa A.S. ketika masih bayi di dalam ayunan sudah bisa berbicara untuk menyampaikan kenabiannya dan menghapus fitnah mengutarakan ibunya perawan suci Siti Maryam.
  • Nabi Muhammad S.A.W. ketika menerima kedatangan malaikat Jibril di gua Hira sembari malaikat Jibril berkata:"iqra, ....iqra, ....iqra!" Dan ketika di rumahnya juga didatangi malaikat Jibril sehingga badan Rasulullah SAW terasa amat dingin hingga berselimut. Malaikat Jibril pun ketika itu bersabda menyampaikan firman Allah: "Hai orang yang berselimut ................" dan seterusnya bisa anda baca sendiri di dalam Al Quran Surah 73 Al Muzzammil ayat 1 - 20.
  • Malam Lailatul Qodar, cahaya yang lebih terang dari seribu bulan, ada juga yang menafsirkan sebagai cahaya yang menerangi sepanjang seribu bulan. Umat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan Lailatul Qodar di bulan suci Ramadhan. Ada kesepakatan ulama bahwa terjadinya Lailatul Qodar pada sepertiga malam terakhir Ramadhan. Padahal hidayah dan malam Lailatul Qodar itu hak prerogatifnya Allah, rahasianya Allah untuk diberikan kapan dan kepada siapa pun merupakan misteri yang tersimpan rapi.
  • Kemampuan Nabi Sulaiman AS berbicara dengan jin, binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Demikian gambaran penampakan di atas sebagai hal positif untuk mempertebal dan meningkatkan keimanan kita. Oleh karena itu sering kita dengar bahwa setiap bulan Ramadhan, iblis atau setan diikat. Kenapa tidak setiap iblis atau setan kita ikat?
 
 
 
Iblis, setan dan para pengikutnya tidak akan membiarkan manusia untuk mempertebal keimanan kita sebagai manusia beriman. Mulai menggoda manusia dari depan, belakang atau kanan dan kiri. Bisa berbentuk pocong, kuntilanak, orang-orang korban kecelakaan, genderuwo, ilu-ilu banaspati, ular, harimau, buaya atau apa pun itu yang ditakuti orang tersebut di waktu itu. Selalu menyesatkan orang yang bersedia menjadi temannya setan, termasuk orang-orang yang suka mengambil hak orang lain atau menghalangi akses jalan orang lain. Ini merupakan hal negatif.
 
Menghilangkan Rasa Takut Hantu

Persiapannya yang bisa menjadi bekal kita, antara lain:
  • mental yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan penampakan dari makhluk ghaib yang disebut sebagai hantu.
  • hiasi kalbu/hati dengan ayat-ayat kitab suci agar selalu mendekatkan diri dengan Allah Maha Pencipta.
  • siapkan kondisi fisik dalam keadaan sehat wal afiat atau prima. Menjaga segala kemungkinan dari keletihan dan yang mengganggu konsentrasi untuk berdzikir.
  • percaya diri bahwa kita bisa menghadapinya, komunikasikan hanya dengan bahasa batin/telepati dengan mengingat bahwa Allah beserta kita, karena kita dimuliakan Allah.
Tips di atas hanya sebagian yang penulis sampaikan kepada anda. Untuk persiapan selanjutnya bisa anda ikuti penuturan pengalaman penulis.

KETIKA BERTUGAS DI KAPAL
Sudah menjadi kebiasaan penulis, sebelum berangkat bertugas, selalu membawa bekal bibit minyak wangi asli, sebagai berikut:
  1. minyak zaffaron
  2. minyak misik putih
  3. minyak melati keraton
  4. minyak charlie
  5. minyak gaharu
  6. minyak cendana
  7. minyak seribu bunga
Ketujuh minyak tersebut penulis ramu dengan komposisi tertentu sehingga menghasilkan aroma khas yang sangat berbeda. Biasanya penulis pakai mengoles rokok yang penulis hisap sebagai pesan telepati kepada makhluk astral yang berada di kapal sehubungan dengan ditugaskannya diri penulis ke atas kapal tersebut. Sedang ramuan yang di dalam botol untuk memancing makhluk astral agar mau berkomunikasi dengan penulis. Jika hanya 6 jenis minyak wangi tanpa minyak zaffaron yang penulis pakai, hanya dikhususkan untuk penulis wirid dan dzikir sebagai penajam penerapan ilmu laduni.
Biasanya makhluk astral yang berenerji negatif sudah menyingkir duluan beberapa jam sebelum saya tiba di kapal untuk melaksanakan perintah mutasi penempatan. Hingga pada suatu saat di atas MT. Kuala Beukah (35000 DWT salah satu kapal tanker milik Pertamina), dalam keadaan istirahat seusai jaga saya mendapatkan penampakan video dan audio antara sadar dan tidak sadar, seorang wanita cantik bermahkota dan mengenakan kebaya warna hijau berpesan kepada saya:"Djon, aku Ratu Kidul, tolong kamu tunggu di Cilacap supaya proyeknya cepat selesai. Kalau tidak kamu tunggu, proyeknya tidak akan selesai." Penulis terbangun dan segera mengenakan seragam kemudian menuju ke anjungan kamar peta. Setibanya di kamar peta jam menunjukkan 08.37 Waktu Indonesia Barat. Benar saja bahwa Nakhoda dan Mualim III sedang mempersiapkan peta navigasi untuk tujuan ke Cilacap, semula dari Balikpapan menuju Tanjungpriok sementara posisi sekitar 42 mil laut sebelah barat daya dari Pulau Masalembo. Perintah Nakhoda agar saya menarik garis haluan melalui Selat Sapudi, Selat Banyuwangi hingga Cilacap, penulis laksanakan sekaligus mengoreksi peta-peta navigasi berdasarkan Berita Pelaut Indonesia atau British Admiralty Notice To Mariners terbaru. Benar saja pada kesempatan koreksi peta-peta tersebut, ada sebuah titik posisi dengan radius tertentu tidak boleh dilintasi kapal-kapal karena sedang ada proyek pengerjaan Single Buoy Mooring (biasa disingkat SBM) merupakan sarana tambat VLCC (Very Large Crude Oil Carrier) yang akan bongkar Arabian Light Crude di perairan wilayah  pelabuhan Cilacap sebagai bahan baku minyak lumas Pertamina, sesuai bukan dengan yang dimaksud oleh Ratu Kidul tentang proyek tersebut. Kemudian Voyage Plan penulis perbaharui selama pelayaran menuju Cilacap.
Tentu ada pertanyaan dari Nakhoda dan Mualim III tentang mengapa penulis sudah bangun, jawabannya sudah penulis utarakan di atas. "Kalau begitu pasti ada keajaiban yang kita temui nantinya, ya Second?" tanya Nakhodaku. "Belum tahu, kita tunggu saja, Captain." jawab penulis.
Tepat pada jam 12.00 WIB hari berikutnya, serahterima jaga dari Mualim III kepada penulis sebagai Mualim II. Sementara posisi di selatan teluk Pacitan, lebih kurang 15 menit ke depan rubah haluan mengarah ke ambang luar pelabuhan Cilacap. Tepat pada titik belok haluan kapal memasuki kabut tipis laksana tirai, kemudian penulis mengucap: "Assalamu 'alaika ya ghaib." sambil menekan tombol suling. Bersamaan dengan itu, kondisi laut berubah drastis dari berombak menjadi tenang tanpa angin,  kabut menghilang tersingkap ke sebelah kanan dan kiri, kecuali hanya beralun, suling kapal pun tak berhenti sekalipun tombol sudah saya lepas. Nakhoda dan Juru Listrik naik ke anjungan, menanyakan kenapa suling kapal berbunyi terus-menerus tanpa henti. Penulis jawab:"Paling tidak insya Allah suling akan berhenti sendiri di selatannya Tanjung Karang Bolong, sekarang kita sedang menikmati pelayaran seolah-olah berjalan di atas karpet merah," Nakhoda dan juru listrik tersenyum menanggapi penjelasan penulis. Posisi kapal waktu itu 7 mil sebelah selatan dari tepi pantai Parang Tritis. Jam 16.00 WIB serahterima jaga dengan Mualim I, suling kapal mati sendiri. Jam 17.24 WIB kapal selesai berlabuh jangkar di utara alur di daerah khusus perbaikan. "Karpet merah" seolah tetap terpasang hingga pekerjaan proyek SBM dan pencucian tangki kapal kami (untuk persiapan docking di galangan kapal Sembawang - Singapur) selesai. Ketika menjalankan perintah berlayar dari Perusahaan yang disahkan oleh Syahbandar setempat, laut kembali berombak seperti biasanya, Laut Kidul.
Kapal MT. Melahin (5000 DWT) dock di Tanjungpriok, lagi hangat-hangatnya acara TV "Pemburu Hantu" Lativi berusaha menetralisir kesurupan massal di Panti Asuhan Al Mubarokah Lebak Bulus dan kondisinya mencekam diguyur gerimis malam itu. Pada suatu kesempatan sepulang dari kapal, penulis menumpang bus Mayasari Bakti Patas AC 135 turun di Pasar Jum'at. Ditemui oleh pimpinan PA Al Mubarokah Lebak Bulus (Bapak Akbar), penulis sampaikan niat bahwa penulis hanya berniat membantu mengatasi masalah teror kesurupan massal yang terjadi di PA tersebut. Dalam percakapan dengan beliau, ternyata kejadian tersebut bermula dari niatan mantan pejabat-pejabat negeri ini yang ingin merubah kawasan PA menjadi kawasan bisnis dengan menukar lahan lain, namun ditolak oleh beliau karena lebih condong  menjalankan amanah dari kakek-neneknya sekalipun sudah diwakafkan ke Departemen Sosial. Kemudian penulis mohon ijin untuk mendirikan shalat Ashar di lantai dua, sesudah salam dan mengusap muka penulis melihat penampakan tikus kecil hitam berekor mirip keris berluk 11 (kira2) sedang berdiri dengan kedua kaki belakangnya seperti tupai tepat berhadapan. Sepertinya si tikus bertanya dalam bahasa telepatis:"Kenapa tuan di sini?" Penulis jawab:"Karena saya tidak suka terjadi teror kesurupan massal di PA Yatim Piatu sini." "Baik tuan, apakah saya harus meminta yang mengutus untuk membayar apa yang telah kami perbuat bersama teman-teman kepada golongan manusia di sini", lanjutnya. "Tidak usah seperti itu," jawabku. "Daulat tuanku, kami bersama teman2 segera menyingkir dan tidak akan kembali asalkan tuanku memberikan pertanda," katanya. "Baiklah kalau begitu, insya Allah besok setelah terima upahku, sebagian akan aku bayarkan sedekah ke PA ini dengan memberikan olesan minyak yang aku pakai. Aku minta mulai saat ini tugas kamu sudah selesai dan segera kembali ke tempat asal kamu sekalian. Siapa di antara kalian yang masih mencoba membandel, akan berhadapan dengan aku, akan kuseret dia," tegas penulis. "Daulat tuanku, kami sekalian pamit kepada tuanku," katanya, tikus itu langsung pergi dari hadapan penulis. Selesai wirid, penulis langsung pamit kepada pak Akbar dan memberitahukan bahwa besok sore sepulang dari kapal mau mampir lagi. Sore pada keesokan harinya saya mampir di PA tersebut, setelah membayar sedekah. Saya lanjutkan ke lantai tiga, dengan ditemani seorang pengurus dan santriwati penulis memberikan arahan jika terjadi kesurupan dan plafon yang lobang supaya ditambal. Seminggu kemudian, kapal sudah tiba di Bau Bau setelah muat minyak di Ujung Pandang. Pak Akbar menilpon penulis bahwa tim Pemburu Hantu akan datang dan memasang stiker bebas hantu karena sudah tidak ada yang kesurupan lagi. Alhamdulillah!
Yang paling mengesankan, ketika mutasi naik kapal OSB Cilacap/PS 104, sekitar 30 tahun lalu terjadi pembunuhan Mualim III oleh Chief Steward di salah sebuah pelabuhan Jepang. Penuh enerji negatif, antar ABK sering berantem bikin pusing Nakhoda, Kepala Departemen dan Pejabat di kantor, karena terlalu sering terjadi pergantian ABK. Penulis naik bulan Maret 2008 sebagai Mualim II, pada minggu pertama hingga bulan pertama enerji saya fokuskan untuk mengejar makhluk astral yang memberi dampak enerji negatif dari setiap sudut di kapal pada saaf off duty, sampai di tempat asal muasal mereka. Akibatnya kerukunan antar ABK mulai terbangun menjadi lebih harmonis. Kinerja bisa lebih meningkat, kos operasional bisa ditekan dan keuntungan bisa diraih selama lebih kurang satu tahun delapan bulan. Kebetulan perwira intinya termasuk penulis adalah pensiunan Pertamina. Awal Januari 2010 kami seluruhnya diturunkan karena kapal OSB Cilacap/PS 104 diambil alih oleh Pemilik dan dioperasikan oleh anak2 muda. Untung dan rugi OSB Cilacap/PS 104 sudah tidak lagi menjadi tanggungjawab kami, tanggungjawab manajemen pemilik dan jajarannya.

KETIKA DI DARAT
Masih ada sisa dua botol minyak wangi, 6 komposisi (khusus untuk sholat, wirid dan dzikir) dan 7 komposisi (khusus untuk oles rokok Djie Sam Soe hitam dan pancingan).
Rumah kontrakan dua pintu dekat musholla di bilangan Kampung Sawah Lama Ciputat sering lama kosongnya. Pengontraknya tidak pernah betah dan berganti-ganti. Yang sering terjadi, pengontrak menunggak pembayaran listrik. Menurut tetangga, rumah tersebut sering ada penampakan visual dan suara. Langkah awal adalah melakukan perawatan rumah selagi kosong, meliputi pengecatan, tambal sulam yang bocor atau lubang dan melakukan penggantian yang rusak. Selesai perawatan rumah, pada malamnya belum ada reaksi makhluk astral. Bakda sholat Shubuh berjamaah di musholla kembali ke rumah tersebut, duduk menghadap kiblat menaruh botol minyak wangi 7 komposisi, melanjutkan wirid. Tak lama kemudian, sangat jelas permukaan minyak wangi di botol tersebut turun sekitar 2 cm. "Aki, enak ya minyak ramuanku? Bagaimana, aku sudah ada di sini silahkan kalau Aki mau menampakkan diri di depan aku. Aku tidak pernah minta apa-apa dari kamu, Ki ......," belum sempat selesai ngomong. Terdengar langkah terburu-buru menjauh naik ke atas dan seperti batu yang dilempar di genteng. Mas Agus dan Anto bergegas pinjam tangga untuk mengambil batu di genteng tapi ternyata batu tidak diketemukan, sembari berkata: "Wahhhh, jinnya takut sama pak Bardjono, sampai berlarian." "Ki, aku tidak pernah marah sama kamu. Cuma aku bertanya kenapa kamu dan anakmu sering menampakkan diri kepada sebarang orang, sedang sama aku tidak. Orang yang ngontrak pun juga brengsek sehingga ibu tidak punya pemasukan. Makanya rumah ini mau dijual supaya ibu bisa punya uang, di samping itu dekat dengan sutet. Ki, aku yakin kamu dengar omonganku. Coba kalau yang kontrak orang-orang baik, pasti ibu punya pemasukan dan tertib pembayarannya. Itu saja, Ki. Terimakasih perhatianmu," sambung penulis. Memang tidak lama, kontrakan semua diisi oleh orang baik-baik. Tahun 2008 ditawarkan Rp80juta saja tidak laku. Tapi Februari 2011 rumah tersebut bisa laku Rp97juta.

Demikian penuturan penulis, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Semoga anda semua selalu sehat dan dimudahkan dalam mencari nafkah atau rejeki. Sukses selalu.
Untuk praktisi supranatural, penulis ucapkan ALHAMDULILLAHILADZDZI WA SALAMUN 'ALA IBADIHILADZDZINASTHOFA ALLAHU KHAIRUN 'AMMA YUSYSYRIKUUN.